Pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta, masalah terbesar gua adalah transportasi. Yappp. Nyesek yah. Anak rantau yang sama sekali tidak bisa mengendarai sepeda, sepeda motor, mobil, apalagi pesawat. Berenang saja masih tak bisa! (Gua pernah belajar, tapi . . . ya. . . begitulah) Yang bisa gua lakukan untuk bisa berjalan-jalan ialah jalan kaki, atau nebeng kendaraan orang lain.
Keadaan tersebut membuat gua menjadi terlalu boros dalam mengeluarkan biaya transportasi.
Saking borosnya, biaya transportasi yang gua keluarkan hampir sebanding dengan biaya kuliah gua. Nyesek banget bruh. Nyesek. Maka dari itu gua mengupayakan segala cara untuk dapat meminimalisir biaya yang harus gua keluarkan.
Begitu juga dengan lu. (lu = anak rantau yang gak punya kendaraan sendiri di Jakarta)
Gua akan berbagi tips memakai transportasi yang murah di Jakarta. (Beberapa link mungkin akan mengandung afiliasi, yang berarti jika lu menggunakan link gua, kita sama-sama mendapatkan keuntungan) Tapi sebelum itu, gua akan curhat dulu sebentar.
Di awal perkuliahan, gua memakai jasa ojek langganan. Gua kenal ojek ini dari salah satu keluarga gua. Karena gua masih culun ya, yang masih fresh menghantam jalanan Jakarta. *uhuk*. Sebut saja ojek langganan gua dengan nama Olang. Ia akan mengantar gua dari kantor ke kuliah, lalu menjemput gua lagi dari kuliah ke rumah. Per perjalanan gua dikenakan biaya Rp 30.000. Pulang-pergi berarti Rp 60.000.
Gua masih ingat banget ketika pertama kali gua duduk dipangkuan belakangnya, gua deg-degan banget. Pertama kali naik ojek + Hari Pertama masuk kampus. Lebay gak sih? Hahaha. Semakin mendekati UBM, jantung gua makin berdegup kencang.
"Keknya gua belum siap deh, keknya gua belum siap. Tapi ini kok makin lama makin deket UBM yak. Haduh, gua belum siap."
Set. Nyampe dah di UBM dengan selamat. Gua bilang ke Olang, "Pak, saya jam 9 keluar."
Olang menjawab dengan "Iya" dan senyum yang sumringah.
Gua gak begitu ingat kelanjutannya, tapi setiap Olang mengantar gua ke UBM dia akan menunggu di kampus sampai gua keluar jam 9. Katanya kalau dia nyambung terima ojek dari customer lain, mungkin gak keburu buat jemput gua.
Begitulah, setiap jam 5 pas, Olang pasti sudah nongkrong di depan kantor menunggu gua selesai dengan urusan kantor. Lalu mengantar gua ke UBM dan dengan setia menunggu gua belajar di kampus sambil menjaga rantang kosong yang gua titipkan padanya. Sehabis itu, dia mengantar gua kembali ke Gading. (FYI, rumah Olang sebenarnya jauh lho dari Gading)
Wah, setelah mengingat kembali kisah ojek gua dengan Olang, gua jadi merasa jahat sendiri.
Beberapa kali dosen tiba-tiba ngabarin tidak ada kelas. Beberapa kali pula gua memulangkan Olang yang sudah menunggu di depan pintu kantor.
Atau beberapa kali gua jalan bareng temen gua sehabis pulang kampus. Beberapa kali pula gua memulangkan Olang yang sudah menunggu 3 jam di UBM.
Atau beberapa kali hujan deras melanda dan kami berdua menerobos air yang mengalir deras di angkasa.
Oh Olang. . .
Sekilas Olang udah kayak pengganti Dad yang antar jemput anak ke sekolahan. Bahkan Dad jarang banget mengantar gua ke sekolah. Berapa kali ya? Entahlah, tapi yang pasti satu telapak tangan juga sudah lebih dari cukup untuk menghitungnya.
Sekilas juga, kesetiaan Olang melebihi kesetiaan pacar sendiri. Yang bisa nganterin gua dari Kelapa Gading ke Ancol, nunggu 3 jam, terus balik ke Kelapa Gading lagi. Sementara rumahnya jauh di Jakarta Timur sana. (Eh, Olang kan dibayar pake duit ya? Pacar sendiri kan cuma pake cinta. *uhuk*)
Haha...
Tapi setelah berapa lama, karena isu kenaikan BBM, Olang meminta kenaikan tarif yang setara dengan 1,5 juta lebih per bulan. Kenaikan biaya ini membuat hubungan gua dan Olang bergejolak. Gua gak bisa lagi mengeluarkan biaya sebanyak itu hanya untuk transportasi ke kuliah. Gua pun berpikir untuk apa ? It just does not make sense! Ya iya kali, kalo gua orang kaya mah biaya segitu anggap sebelah mata ya. But no. I am not one. (But I will, amen)
Karena itulah, gua mulai memikirkan segala cara untuk mengompres biaya transportasi kuliah.
Percaya atau tidak, gua berhasil mengurangi biaya tersebut sebanyak 60%. Berkat terobosan baru dunia transportasi dan keberanian diri.
*mulai sombongnya* *mulai*
Bagaimana cara gua meminimalisir biaya tersebut?
Actually, you already know. Haha
OJEK ONLINE
Yap. Yap. Yap. Yang lagi meraja lela di jalanan kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Ada 3 aplikasi ojek online yang ada di hape gua saat ini.
GO-RIDE
Pertengahan tahun 2015, Gojek semakin ramai memenuhi ruang lingkup hidup gua. Saat itu lagi booming bagi-bagi free credit sebanyak goban setiap orang baru yang mendaftar melalui referral link. Kalau kita mengundang orang download Gojek, kita akan dapat Rp 50.000. Orang yang kita undang juga akan mendapat Rp 50.000. Belum cukup arogan, Gojek memberikan flat ride goceng dari dan ke seluruh wilayah Jakarta. Mau 30km pun tarif nya tetap Rp 5.000 doang. Gimana gak booming yah??
Hubungan gua dengan Olang putus di pertengahan tahun 2015. Gua sudah memakai Gojek untuk urusan transportasi.
Sekali lagi gua merasa jahat sama si Olang. Setelah masuk kuliah beberapa hari, gua belum juga memberi tahu Olang kalau gua tidak ingin lagi memakai jasa nya. Barulah ketika salah satu keluarga gua yang memberi tahu, baru gua menelepon Olang.
"Pak, selama ini terimakasih ya. Sudah mengantar jemput saya. Terimakasih ya pak." Berulang kali gua bilang terimakasih. Perjalanan gua selama 1 tahun bersama Olang berakhir karena revolusi Gojek.
Bagaimana tidak bisa berpindah hati. Ibarat spanduk bertuliskan "DISKON 90%!!" Ibu-ibu mana yang gak mau berebutan?
Seiring dengan naiknya penumpang dan driver Gojek, tarifnya juga semakin meningkat. Promo dari goceng menjadi ceban. Dari ceban menjadi 15rb. Dari 15rb menjadi normal price. Dari normal price, promo go-pay disc 25%.
Selain ojek, GOJEK juga punya beragam servis lain. Diantaranya: Go-Car, Go-Food, Go-mart, Go-Send, Go-Box, Go-Massage, Go-Clean, Go-Glam, Go-Tix, dan Go-Busway. Semuanya berawalan dengan kata Go. Untung gak ada yang namanya layanan Go-blog. Karena kalau ada, jadi rancu. Itu layanan apa lagi maki-maki yak? X"D
Plus: Pasti cepat dapat driver, free masker, shower cap dan jas hujan (apabila hujan), fix price.
Minus: SDM (kadang driver tidak tahu jalan)
Biaya dari Kelapa Gading ke UBM : Rp 27.000 (jam sibuk) Rp 22.000 (jam biasa)
Metode Pembayaran: Tunai, Go-Pay
Promo GO-ride saat ini: Diskon Go-Pay 25% untuk Go-Ride. Disc 40% untuk Go-Car
GRABBIKE
Menyaingi Gojek, adalah Grab. Awal-awal booming sampai sekarang, mereka udah kayak tahu sama tempe. Gak mau kalah satu sama lain. Kalau Gojek promo goceng, Grabcar bakalan ngikutin. Promo mereka biasanya berbarengan. Karena mereka 'perang harga', gua mesti melihat dan membandingkan promo mereka. Pastinya memilih mana yang lebih cengli.
Buat kamu yang belum punya aplikasi Grab, silahkan download di Google Play. Masukkan referral code dari gua "BRENDA30746" di awal pendaftaran untuk mendapatkan perjalanan GRATIS sebesar IDR 30k. (Jika lu melakukan perjalanan, gua juga akan mendapat IDR 30k, it's a win-win solution)
Plus: Pasti cepat dapat driver, free masker, shower cap dan jas hujan (apabila hujan), fix price.
Minus: SDM (kadang driver tidak tahu jalan)
Biaya dari Kelapa Gading ke UBM : Rp 27.000 (jam sibuk), IDR 26k.
Metode Pembayaran : Cash, Mandiri E-Cash, Credit/Debit Card
Promo GRAB saat ini: GrabCar dan GrabTaxi Gratis hingga Rp 25.000 utk 8x perjalanan. Pakai kode promo "FREEDAY" (Setiap Weekend hingga 6 November)
UBER
Sebelumnya Uber memang sudah ada, tapi hanya menyediakan mobil dan metode pembayaran hanya kartu kredit. Tapi setelah persaingan Gojek dan Grab begitu panas. Sepertinya Uber tertarik untuk menjadi orang ketiga. Dan memang benar saja, sekarang gua kepincut dengan orang ketiga alias Uber.
Yang membuat gua kepincut dengan UBER tak lain tak bukan karena biayanya jauh lebih murah daripada Gojek dan Grab. Padahal biaya tersebut tidak ada promo apa-apa lho. (Bayangkan kalau Uber lagi ada promo, lumayan ngiler kayaknya)
Menurut gua, UBER jauh lebih murah karena 1) tidak ada masker dan shower cap gratis, 2) tampilan driver UBER sangat sederhana. Helm hitam dengan 'tempelan' logo UBER di belakang. Lalu jaket ala kadar dengan 'tempelan' logo UBER di sebelah kiri dan kanan lengan baju. So simple. Kayak cuma di tempel doang. Beda dengan Gojek dan Grab yang memiliki ciri khas sendiri dengan corak hijau neon.
Bagi kamu yang belum mempunyai aplikasi UBER, silahkan download di Google Play. Masukkan referral code dari gua "BRENDAF1297UE" di awal pendaftaran untuk mendapatkan perjalanan GRATIS sebesar IDR 25k. (Jika lu melakukan perjalanan, gua juga akan mendapat IDR 25k, it's a win-win solution)
Plus: Jauh lebih murah dari Grab dan Gojek. (Tarif Rp 1.000/km + Rp 100/mnt)
Min: Tidak ada shower cap, tidak ada masker, kadang susah dapat driver. SDM (kadang tidak tahu jalan, dan keseringan gak punya pulsa) Float price (harga tidak tetap) Kalau cancel secara sepihak, ada biaya pembatalan sebesar IDR 10k.
Biaya dari Kelapa Gading ke UBM: IDR 16.5k-20.5k
Metode Pembayaran : Cash, Debit /Credit Card.
Promo UBER saat ini : NGUBER3X
TRANSJAKARTA
Siapa yang gak tahu bus raksasa berwarna biru / merah yang mempunyai jalur khusus sendiri di jalanan? Bus gede semacam gaban ini merupakan alternatif transportasi yang oke punya buat orang-orang yang mau melakukan perjalanan dengan jarak yang gak nanggung-nanggung jauhnya.
FYI, silahkan download peta rute dan legenda transjakarta.
Plus: Ada AC. Murah meriah
Min: Jika penuh, siap-siap berdiri dan desak-desakan. Perjalanan bisa jauh lebih lama dari ojek. (Kelapa Gading-UBM 30mnt pakai Gojek, 1 jam lebih pakai Transjakarta) Harus jalan ke Halte untuk naik dan turun bus.
Biaya: Rp 3.500 jam biasa. Rp 2.000 dari jam 5-7 pagi.
Metode Pembayaran: hanya pakai kartu elektronik! Indomaret Card, Flazz, BRIZZI, Mandiri E-Toll.
Promo Transjakarta saat ini: Tidak ada
ANGKOT
Mau naik angkot wajib banget yang namanya nanya. Malu bertanya, sesat dijalan. Angkot itu punya banyak nomor. Setiap nomor angkutan, trayeknya berbeda-beda. Ada yang ke arah sana, ada yang kere arah situ. Walaupun angkot bisa sesuka hati menurunkan penumpang, tapi ya kali aja, tujuan angkot mau ke ancol lu malah minta berhenti di cengkareng. Mantap banget dah kalau dikabulin.
Yang mau tau trayek lengkap bisa di lihat di sini www.transportasiumum.com ya.
Plus: Murah.
Min: Rawan kemalingan. Terkadang bakalan berasa seperti lagi naik roller coaster. Tiba-tiba cepet terus tiba-tiba berhenti. Atau tiba-tiba klakson orang lain atau diklaksonin orang lain.
Biaya: Rp 3.000- Rp 5.000
Metode Pembayaran : Cash only. Kalau pakai kartu kredit tunggu ada anak bangsa buat Angkotline.
Promo Angkot saat ini: Supir angkot gak demo aja udah syukur ya bu.
JALAN KAKI
Ini sepertinya menjadi cara yang paling konvensional dan sensasional. Hahhaa Jalan kaki dong.
Plus : Olahraga. Generasi muda tak manja
Min : Capek.
Biaya : Gratis
Metode Pembayaran : Kalau penjual es cendol lewat, boleh kali pesen satu
Promo Jalan Kaki saat ini : Selama masih punya kaki, silahkan dipakai. #sadis
Yak, kira-kira opsi di atas adalah yang akan gua gunakan untuk berkeliling Jakarta.
FYI, Khusus untuk pemakaian busway, gua akan selalu menggunakan kombinasi. Misalnya, dari UBM ke halte pake gojek. Lalu pake busway. Sampai di halte, balik ke rumah pakai angkot. Lalu jalan kaki.
Gimana dengan kalian? Apa yang kalian lakukan untuk menaklukan kota Jakarta? Ataupun kota-kota lain di manapun kalian berada.
Keadaan tersebut membuat gua menjadi terlalu boros dalam mengeluarkan biaya transportasi.
Saking borosnya, biaya transportasi yang gua keluarkan hampir sebanding dengan biaya kuliah gua. Nyesek banget bruh. Nyesek. Maka dari itu gua mengupayakan segala cara untuk dapat meminimalisir biaya yang harus gua keluarkan.
Begitu juga dengan lu. (lu = anak rantau yang gak punya kendaraan sendiri di Jakarta)
Gua akan berbagi tips memakai transportasi yang murah di Jakarta. (Beberapa link mungkin akan mengandung afiliasi, yang berarti jika lu menggunakan link gua, kita sama-sama mendapatkan keuntungan) Tapi sebelum itu, gua akan curhat dulu sebentar.
Di awal perkuliahan, gua memakai jasa ojek langganan. Gua kenal ojek ini dari salah satu keluarga gua. Karena gua masih culun ya, yang masih fresh menghantam jalanan Jakarta. *uhuk*. Sebut saja ojek langganan gua dengan nama Olang. Ia akan mengantar gua dari kantor ke kuliah, lalu menjemput gua lagi dari kuliah ke rumah. Per perjalanan gua dikenakan biaya Rp 30.000. Pulang-pergi berarti Rp 60.000.
Gua masih ingat banget ketika pertama kali gua duduk di
"Keknya gua belum siap deh, keknya gua belum siap. Tapi ini kok makin lama makin deket UBM yak. Haduh, gua belum siap."
Set. Nyampe dah di UBM dengan selamat. Gua bilang ke Olang, "Pak, saya jam 9 keluar."
Olang menjawab dengan "Iya" dan senyum yang sumringah.
Gua gak begitu ingat kelanjutannya, tapi setiap Olang mengantar gua ke UBM dia akan menunggu di kampus sampai gua keluar jam 9. Katanya kalau dia nyambung terima ojek dari customer lain, mungkin gak keburu buat jemput gua.
Begitulah, setiap jam 5 pas, Olang pasti sudah nongkrong di depan kantor menunggu gua selesai dengan urusan kantor. Lalu mengantar gua ke UBM dan dengan setia menunggu gua belajar di kampus sambil menjaga rantang kosong yang gua titipkan padanya. Sehabis itu, dia mengantar gua kembali ke Gading. (FYI, rumah Olang sebenarnya jauh lho dari Gading)
Wah, setelah mengingat kembali kisah ojek gua dengan Olang, gua jadi merasa jahat sendiri.
Beberapa kali dosen tiba-tiba ngabarin tidak ada kelas. Beberapa kali pula gua memulangkan Olang yang sudah menunggu di depan pintu kantor.
Atau beberapa kali gua jalan bareng temen gua sehabis pulang kampus. Beberapa kali pula gua memulangkan Olang yang sudah menunggu 3 jam di UBM.
Atau beberapa kali hujan deras melanda dan kami berdua menerobos air yang mengalir deras di angkasa.
Oh Olang. . .
Sekilas Olang udah kayak pengganti Dad yang antar jemput anak ke sekolahan. Bahkan Dad jarang banget mengantar gua ke sekolah. Berapa kali ya? Entahlah, tapi yang pasti satu telapak tangan juga sudah lebih dari cukup untuk menghitungnya.
Sekilas juga, kesetiaan Olang melebihi kesetiaan pacar sendiri. Yang bisa nganterin gua dari Kelapa Gading ke Ancol, nunggu 3 jam, terus balik ke Kelapa Gading lagi. Sementara rumahnya jauh di Jakarta Timur sana. (Eh, Olang kan dibayar pake duit ya? Pacar sendiri kan cuma pake cinta. *uhuk*)
Haha...
Tapi setelah berapa lama, karena isu kenaikan BBM, Olang meminta kenaikan tarif yang setara dengan 1,5 juta lebih per bulan. Kenaikan biaya ini membuat hubungan gua dan Olang bergejolak. Gua gak bisa lagi mengeluarkan biaya sebanyak itu hanya untuk transportasi ke kuliah. Gua pun berpikir untuk apa ? It just does not make sense! Ya iya kali, kalo gua orang kaya mah biaya segitu anggap sebelah mata ya. But no. I am not one. (But I will, amen)
Karena itulah, gua mulai memikirkan segala cara untuk mengompres biaya transportasi kuliah.
Percaya atau tidak, gua berhasil mengurangi biaya tersebut sebanyak 60%. Berkat terobosan baru dunia transportasi dan keberanian diri.
*mulai sombongnya* *mulai*
Bagaimana cara gua meminimalisir biaya tersebut?
Actually, you already know. Haha
OJEK ONLINE
Yap. Yap. Yap. Yang lagi meraja lela di jalanan kota Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Ada 3 aplikasi ojek online yang ada di hape gua saat ini.
GO-RIDE
Pertengahan tahun 2015, Gojek semakin ramai memenuhi ruang lingkup hidup gua. Saat itu lagi booming bagi-bagi free credit sebanyak goban setiap orang baru yang mendaftar melalui referral link. Kalau kita mengundang orang download Gojek, kita akan dapat Rp 50.000. Orang yang kita undang juga akan mendapat Rp 50.000. Belum cukup arogan, Gojek memberikan flat ride goceng dari dan ke seluruh wilayah Jakarta. Mau 30km pun tarif nya tetap Rp 5.000 doang. Gimana gak booming yah??
Hubungan gua dengan Olang putus di pertengahan tahun 2015. Gua sudah memakai Gojek untuk urusan transportasi.
Sekali lagi gua merasa jahat sama si Olang. Setelah masuk kuliah beberapa hari, gua belum juga memberi tahu Olang kalau gua tidak ingin lagi memakai jasa nya. Barulah ketika salah satu keluarga gua yang memberi tahu, baru gua menelepon Olang.
"Pak, selama ini terimakasih ya. Sudah mengantar jemput saya. Terimakasih ya pak." Berulang kali gua bilang terimakasih. Perjalanan gua selama 1 tahun bersama Olang berakhir karena revolusi Gojek.
Bagaimana tidak bisa berpindah hati. Ibarat spanduk bertuliskan "DISKON 90%!!" Ibu-ibu mana yang gak mau berebutan?
Seiring dengan naiknya penumpang dan driver Gojek, tarifnya juga semakin meningkat. Promo dari goceng menjadi ceban. Dari ceban menjadi 15rb. Dari 15rb menjadi normal price. Dari normal price, promo go-pay disc 25%.
Selain ojek, GOJEK juga punya beragam servis lain. Diantaranya: Go-Car, Go-Food, Go-mart, Go-Send, Go-Box, Go-Massage, Go-Clean, Go-Glam, Go-Tix, dan Go-Busway. Semuanya berawalan dengan kata Go. Untung gak ada yang namanya layanan Go-blog. Karena kalau ada, jadi rancu. Itu layanan apa lagi maki-maki yak? X"D
Minus: SDM (kadang driver tidak tahu jalan)
Biaya dari Kelapa Gading ke UBM : Rp 27.000 (jam sibuk) Rp 22.000 (jam biasa)
Metode Pembayaran: Tunai, Go-Pay
Promo GO-ride saat ini: Diskon Go-Pay 25% untuk Go-Ride. Disc 40% untuk Go-Car
GRABBIKE
Menyaingi Gojek, adalah Grab. Awal-awal booming sampai sekarang, mereka udah kayak tahu sama tempe. Gak mau kalah satu sama lain. Kalau Gojek promo goceng, Grabcar bakalan ngikutin. Promo mereka biasanya berbarengan. Karena mereka 'perang harga', gua mesti melihat dan membandingkan promo mereka. Pastinya memilih mana yang lebih cengli.
Buat kamu yang belum punya aplikasi Grab, silahkan download di Google Play. Masukkan referral code dari gua "BRENDA30746" di awal pendaftaran untuk mendapatkan perjalanan GRATIS sebesar IDR 30k. (Jika lu melakukan perjalanan, gua juga akan mendapat IDR 30k, it's a win-win solution)
Plus: Pasti cepat dapat driver, free masker, shower cap dan jas hujan (apabila hujan), fix price.
Minus: SDM (kadang driver tidak tahu jalan)
Biaya dari Kelapa Gading ke UBM : Rp 27.000 (jam sibuk), IDR 26k.
Metode Pembayaran : Cash, Mandiri E-Cash, Credit/Debit Card
Promo GRAB saat ini: GrabCar dan GrabTaxi Gratis hingga Rp 25.000 utk 8x perjalanan. Pakai kode promo "FREEDAY" (Setiap Weekend hingga 6 November)
UBER
Sebelumnya Uber memang sudah ada, tapi hanya menyediakan mobil dan metode pembayaran hanya kartu kredit. Tapi setelah persaingan Gojek dan Grab begitu panas. Sepertinya Uber tertarik untuk menjadi orang ketiga. Dan memang benar saja, sekarang gua kepincut dengan orang ketiga alias Uber.
Yang membuat gua kepincut dengan UBER tak lain tak bukan karena biayanya jauh lebih murah daripada Gojek dan Grab. Padahal biaya tersebut tidak ada promo apa-apa lho. (Bayangkan kalau Uber lagi ada promo, lumayan ngiler kayaknya)
Menurut gua, UBER jauh lebih murah karena 1) tidak ada masker dan shower cap gratis, 2) tampilan driver UBER sangat sederhana. Helm hitam dengan 'tempelan' logo UBER di belakang. Lalu jaket ala kadar dengan 'tempelan' logo UBER di sebelah kiri dan kanan lengan baju. So simple. Kayak cuma di tempel doang. Beda dengan Gojek dan Grab yang memiliki ciri khas sendiri dengan corak hijau neon.
Bagi kamu yang belum mempunyai aplikasi UBER, silahkan download di Google Play. Masukkan referral code dari gua "BRENDAF1297UE" di awal pendaftaran untuk mendapatkan perjalanan GRATIS sebesar IDR 25k. (Jika lu melakukan perjalanan, gua juga akan mendapat IDR 25k, it's a win-win solution)
Plus: Jauh lebih murah dari Grab dan Gojek. (Tarif Rp 1.000/km + Rp 100/mnt)
Min: Tidak ada shower cap, tidak ada masker, kadang susah dapat driver. SDM (kadang tidak tahu jalan, dan keseringan gak punya pulsa) Float price (harga tidak tetap) Kalau cancel secara sepihak, ada biaya pembatalan sebesar IDR 10k.
Biaya dari Kelapa Gading ke UBM: IDR 16.5k-20.5k
Metode Pembayaran : Cash, Debit /Credit Card.
Promo UBER saat ini : NGUBER3X
TRANSJAKARTA
Siapa yang gak tahu bus raksasa berwarna biru / merah yang mempunyai jalur khusus sendiri di jalanan? Bus gede semacam gaban ini merupakan alternatif transportasi yang oke punya buat orang-orang yang mau melakukan perjalanan dengan jarak yang gak nanggung-nanggung jauhnya.
FYI, silahkan download peta rute dan legenda transjakarta.
Eh, itu legenda dalam peta ya. Bukan legenda dongeng. Legenda Peta adalah Suatu daftar atau tabel yang menunjukkan tanda-tanda atau simbol-simbol konvensional yang digunakan pada peta disertai warna dan deskripsinya ditampilkan di sebelah kanan tengah dari peta.
Plus: Ada AC. Murah meriah
Min: Jika penuh, siap-siap berdiri dan desak-desakan. Perjalanan bisa jauh lebih lama dari ojek. (Kelapa Gading-UBM 30mnt pakai Gojek, 1 jam lebih pakai Transjakarta) Harus jalan ke Halte untuk naik dan turun bus.
Biaya: Rp 3.500 jam biasa. Rp 2.000 dari jam 5-7 pagi.
Metode Pembayaran: hanya pakai kartu elektronik! Indomaret Card, Flazz, BRIZZI, Mandiri E-Toll.
Promo Transjakarta saat ini: Tidak ada
ANGKOT
Mau naik angkot wajib banget yang namanya nanya. Malu bertanya, sesat dijalan. Angkot itu punya banyak nomor. Setiap nomor angkutan, trayeknya berbeda-beda. Ada yang ke arah sana, ada yang kere arah situ. Walaupun angkot bisa sesuka hati menurunkan penumpang, tapi ya kali aja, tujuan angkot mau ke ancol lu malah minta berhenti di cengkareng. Mantap banget dah kalau dikabulin.
Yang mau tau trayek lengkap bisa di lihat di sini www.transportasiumum.com ya.
Plus: Murah.
Min: Rawan kemalingan. Terkadang bakalan berasa seperti lagi naik roller coaster. Tiba-tiba cepet terus tiba-tiba berhenti. Atau tiba-tiba klakson orang lain atau diklaksonin orang lain.
Biaya: Rp 3.000- Rp 5.000
Metode Pembayaran : Cash only. Kalau pakai kartu kredit tunggu ada anak bangsa buat Angkotline.
Promo Angkot saat ini: Supir angkot gak demo aja udah syukur ya bu.
JALAN KAKI
Ini sepertinya menjadi cara yang paling konvensional dan sensasional. Hahhaa Jalan kaki dong.
Plus : Olahraga. Generasi muda tak manja
Min : Capek.
Biaya : Gratis
Metode Pembayaran : Kalau penjual es cendol lewat, boleh kali pesen satu
Promo Jalan Kaki saat ini : Selama masih punya kaki, silahkan dipakai. #sadis
Yak, kira-kira opsi di atas adalah yang akan gua gunakan untuk berkeliling Jakarta.
FYI, Khusus untuk pemakaian busway, gua akan selalu menggunakan kombinasi. Misalnya, dari UBM ke halte pake gojek. Lalu pake busway. Sampai di halte, balik ke rumah pakai angkot. Lalu jalan kaki.
Gimana dengan kalian? Apa yang kalian lakukan untuk menaklukan kota Jakarta? Ataupun kota-kota lain di manapun kalian berada.