Kalau disuruh selalu 'Nanti'
Kali ini gua kembali mengupdate blog gua dengan gosip. Nyehehehe...
Jadi ada satu anak sebut saja namanya abang wati.
Gua dan abang wati berada dalam satu kelompok dan bekerja dalam satu bagian. Bagian tersebut terdiri dari empat anggota yaitu gua, abang wati, abang atik, dan abang siti. Nah, tentu saja secara logika, kami berempat harus bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu hal yang berarti, bermakna, something gitu ceritanya. Namun disinilah letak masalah dan awal mula ketetekbengekkan gua terhadap dua orang makhluk bernama abang wati dan abang siti.
Ada satu hal dalam diri mereka berdua yang mengaktifkan otak-otak saraf gua untuk merespon pikiran 'That bitch' setiap kali melihat muka mereka. Rasanya tiap melihat mereka untuk ada bawaan gak enak. Belum diapa-apain udah kena pissed off. #eh
Hal pertama yang gua gak suka dari orang itu adalah tanggung jawab mereka yang terseok-seok. Pada awal mulanya, mereka sendiri yang memilih pekerjaan bagian ini. Pada akhirnya, mereka sendiri yang malah gak nafsu mengerjakan pekerjaan ini. Lah, jadi salah siapa? Bahkan belum sampai di pertengahan jalan, kami masih sampai di pijakan pertama tapi mereka sudah, "Aduh kakiku. Aduh tanganku. Aduh" Pengen kena tampar gitu reaksi mereka.
Masih pekerjaan pertama kelompok bagian kami, dan yang mereka kerjakan hanyalah mengeluh, "Kami tidak bisa ikut kalian. Sorry." Gua bisa ngertiin mereka kalau gayanya mereka itu memang meyakinkan. Okelah, abang siti masih punya santun untuk menawarkan bantuan walau dia emang gak bisa. Tapi abang wati yang satu ini kepalanya gede banget sepertinya. Dia bilang "tidak bisa" semacam bilang "kalian mau minta tanda tangan gua? gak bisa. Injak sampah aja." lalu pergi dengan gaya sok sibuk. Wih, serasa pengen nampar bertubi-tubi.
Itu masih masalah pertama.
Masalah berikutnya bertumpu pada abang siti. Pernah tuh gua minta bantuan sama abang siti, dan ... hasilnya adalah... gua makan hati. Dia ngangkat gua tinggi-tinggi cuman buat ngejatuhin gua lagi. Lo pikir gua apa? Mainan bentuk mie panjang-panjang letoy-letoy? Busyet dah. Gua ngikutin abang siti keliling-keliling, temanin dia beli makan, temanin dia makan hanya untuk mendapat jawaban, "Eh, ternyata gua gak bisa." *tensi naik* Gua hanya bisa menyunggingkan senyum terpaksa dan pergi menjauh secepatnya sebelum senyum gua terlihat pedopil. Maksudnya apa cobaaaa??? Siang bolong nge-PHP anak orang? Dan bukan untuk waktu beberapa menit tapi hampir setengah jam lebih? *gaya Haha yang mulai menggila*
Masalah lain kembalil muncul melibatkan abang wati, lagi. Jadi... biasanya kami akan bergantian memimpin kelompok kami. Sesudah abang atik, lalu gua, lalu tibalah ke abang wati. Biasanya masa jabatan kami hanya sampai satu bulan lalu berganti. Masalahnya, abang wati menduduki jabatannya hampir dua bulan. Okelah, alasannya karena ada tes. Oke. Oke. Tapi... REPUTASI ABANG WATI UDAH REMUK TAK BERSISA. Gua gak bisa percaya abang wati lagi. Ini bukan masalah seperti presiden Indonesia yang menjabat berpuluh tahun lalu diduga korupsi. Abang wati gak korupsi kok. Dia cuma tak berkutik semacam kecoak yang berdiam di lantai. Nyampah doang. Kenapaaaaa susah banget ngerjain tugasnya itu. PADAHAL, gua sudah memberitahukannya mana-mana saja yang mau dibuat. TAPI, reaksinya cuman ... bahkan gak ada reaksi. JADI GUA CUMA BERKOAR-KOAR TANPA DIBERI RESPON. Bahkan dot dot dot pun tidak bisa dimunculkan dalam kisah ini. -_- #ngawur
Saking palaknya gua sama abang wati (artinya hubungan gua sama abang siti mulai membaik), ya gitu. Gua gak bisa buat apa-apa. Gua belum punya hak untuk ceramah di depan dia. Yang intinya, gua cuma bisa nyurahin amarah gua lewat sini. You know laaa....
/////////////////////////////////////////////
FYI, Gua nulis post ini tengah malam coy! >> Berasa kerja lembur gitu >> Hiks
//////////////////////////////////////////////
80% feeling gua mengatakan bahwa anda sekalian tidak mengerti cerita diatas. Hahahahaha........................................................hak
0 comments