Feelings are not all yours
Senin, Februari 10, 2014
Feeling are not all .. yours...
*if you know what that means...
Gua sering kali mengira-ngira, membuat beberapa skenario kemungkinan di kepala gua. Apakah yang gua lihat, rasakan sendiri dapat menjadi sebuah dugaan baru? Apakah orang itu melakukan itu karena begitu? Apakah orang itu berbuat begitu karena itu? Sesuatu seperti itu. Se-solid-solidnya bukti yang dapat gua rangkai di otak gua, bukti yang gua rasa benar-benar dapat menjadi sebuah dugaan yang benar terjadi, ternyata semua dugaan itu ... kenyataan itu di luar dugaan. Everything is out of control. Feelings are not all yours.
When you think this is what right, no, it isn't. Reality bends. Is it just my brain or the reality itself is being faked/played?
Gua pernah berprasangka bahwa seseorang menaruh sesuatu pada seseorang. Gua bisa berpikiran seperti itu karena seseorang itu melakukan sesuatu yang membuat gua semakin yakin pada teori gua sendiri. Tapi kemudian, gua mendengar gossip bahwa teori gua salah. Lihat? Kalau itu adalah kenyataan sebenarnya, berarti. . . Life is full of tadaaa! When you realized that your theory - the one you are so sure of - are proven to be wrong, you (I) would think that... you... are a total braggarty idiot.
////////////////////////////////////////
Bisakah family issue merubah karakter seseorang?
Bisa.
Yah bisa. Tapi pernah suatu tahun dimana masalah gua bisa dengan ajaib menguap keesokan paginya. Setiap kali gua punya masalah dan gua pikir 'Pasti besok gak ada mood', gua akan datang besok paginya lalu tersenyum, tertawa, dan melupakan masalah. And note, that, I am not alone that time. It's really an ermergerd year I had been through.
Family issues or any other problems you faced will totally affect your mood.
You are a perfectionist if that thing didn't wavering you. You did a good job, broh.
From that years onward, gua rasa gua sudah belajar. Belajar untuk being fake because honest is what makes people look you down. Belajar untuk bersikap baik because that is what everyone wants, good girl. Belajar untuk tidak menutup masalah because not everybody can listen like you always did. My my I felt so tragic right now. Maybe from that years onward, I wasn't 'me' anymore. Maybe I was too covered up that when I changed, it felt out-of-space.
Kapan gua berubah? Entah. Gua juga gak bisa perhatikan kapan gua berubah.
Kata orang, sakit hati, penderitaan, dan duka dapat merubah seseorang. Jadi mungkin di saat-saat gua terlalu terpuruk gua mulai berubah.
Menjadi orang yang tidak terlalu baik. Menjadi orang yang tidak mau tahu. Menjadi orang yang ignorant. Menjadi orang yang keparat. Menjadi orang yang perlu di teplak. Menjadi orang yang 'aneh'. Menjadi orang yang bajingan. Ewhh...
Let me wrap this up for once and all before I started to triumph.
////////////////////////////////////
0 comments