Hi...
"Thankyou" and "Sorry" are two words that often said...
They can get out of one mouth easily that sometimes people ignore the importance of those two words.
"Thankyou" become meaningless, and "sorry" become insincere.
I know that it will not always be like that, but at some point it will.
And now you should know, no matter how hard life is, you should always learn to say Thankyou and Sorry.
Sejujurnya, kata 'maaf' merupakan kata yang paling sulit gua katakan ketika gua bersalah. Kata 'terimakasih' juga merupakan kata yang paling sulit diutarakan ketika gua benar-benar merasa berterimakasih. Kelihatannya 'maaf' dan 'terimakasih' hanyalah sepatah dua patah kata yang gampang diutarakan, tetapi kenyataannya kedua kata itu mengandung makna yang mengguncang. Bahkan kata 'maaf' dan 'terimakasih' lebih sulit gua katakan dibanding kata 'Thankyou' dan 'Sorry'. Gua gak bakalan bohong, memang 'maaf' dan 'terimakasih' merupakan dua kata tersulit dalam hidup gua.
Gua tidak memiliki kendala mengatakan 'sorry' ketika gua tidak sengaja menabrak orang, menginjak kaki orang, menumpahkan minuman orang, dan kesalahan umum lainnya. Bahkan gua bisa mengatakan 'sorry' beribu kali pun gua melakukan kesalahan kecil sampai kata 'sorry' tidak lagi menjelaskan bahwa gua merasa maaf. Itu hanyalah kata biasa yang gua ucapkan untuk masih dianggap punya manner. Tapi... kata 'maaf' ataupun 'sorry' ketika gua benar-benar dalam keadaan salah tidak mampu gua ucapkan dengan baik.
Ada suatu ketika gua membangkang, bersikap sok pintar dan sok hebat padahal gua hanyalah sampah masyarakat yang tidak tahu untung dan pantas dijadikan dokumentasi kejahatan. Ketika gua akhirnya sadar bahwa kelakuan gua keterlaluan, banyak courage yang harus gua keluarkan hanya untuk mengatakan 'maaf'. Kata itu tidak dapat keluar begitu saja dari mulut gua. Karena harga diri? Bisa saja. Karena malu? Bisa saja. Pada akhirnya, gua hanya mampu mengatakan 'sorry', bukan 'maaf'.
Sama halnya dengan 'sorry', gua juga tidak memiliki masalah mengucapkan 'thankyou' pada sembarang orang ketika gua meminjam barang mereka, dibelikan barang, diantarkan, dijemputkan, dibantu dan lain sebagainya. Bahkan gua sering sekali mengucapkan 'thankyou' walau bukan gua yang seharusnya mengucapkan kata itu. Namun, 'terimakasih' jarang gua ucapkan ketika gua benar-benar merasa harus berterimakasih.
Kelihatannya sederhana, tapi entah kenapa sulit untuk dilakukan, at least to me...
And I think you should learn by now how to say thankyou and sorry earnestly...
"Thankyou" and "Sorry" are two words that often said...
They can get out of one mouth easily that sometimes people ignore the importance of those two words.
"Thankyou" become meaningless, and "sorry" become insincere.
I know that it will not always be like that, but at some point it will.
And now you should know, no matter how hard life is, you should always learn to say Thankyou and Sorry.
Sejujurnya, kata 'maaf' merupakan kata yang paling sulit gua katakan ketika gua bersalah. Kata 'terimakasih' juga merupakan kata yang paling sulit diutarakan ketika gua benar-benar merasa berterimakasih. Kelihatannya 'maaf' dan 'terimakasih' hanyalah sepatah dua patah kata yang gampang diutarakan, tetapi kenyataannya kedua kata itu mengandung makna yang mengguncang. Bahkan kata 'maaf' dan 'terimakasih' lebih sulit gua katakan dibanding kata 'Thankyou' dan 'Sorry'. Gua gak bakalan bohong, memang 'maaf' dan 'terimakasih' merupakan dua kata tersulit dalam hidup gua.
Gua tidak memiliki kendala mengatakan 'sorry' ketika gua tidak sengaja menabrak orang, menginjak kaki orang, menumpahkan minuman orang, dan kesalahan umum lainnya. Bahkan gua bisa mengatakan 'sorry' beribu kali pun gua melakukan kesalahan kecil sampai kata 'sorry' tidak lagi menjelaskan bahwa gua merasa maaf. Itu hanyalah kata biasa yang gua ucapkan untuk masih dianggap punya manner. Tapi... kata 'maaf' ataupun 'sorry' ketika gua benar-benar dalam keadaan salah tidak mampu gua ucapkan dengan baik.
Ada suatu ketika gua membangkang, bersikap sok pintar dan sok hebat padahal gua hanyalah sampah masyarakat yang tidak tahu untung dan pantas dijadikan dokumentasi kejahatan. Ketika gua akhirnya sadar bahwa kelakuan gua keterlaluan, banyak courage yang harus gua keluarkan hanya untuk mengatakan 'maaf'. Kata itu tidak dapat keluar begitu saja dari mulut gua. Karena harga diri? Bisa saja. Karena malu? Bisa saja. Pada akhirnya, gua hanya mampu mengatakan 'sorry', bukan 'maaf'.
Sama halnya dengan 'sorry', gua juga tidak memiliki masalah mengucapkan 'thankyou' pada sembarang orang ketika gua meminjam barang mereka, dibelikan barang, diantarkan, dijemputkan, dibantu dan lain sebagainya. Bahkan gua sering sekali mengucapkan 'thankyou' walau bukan gua yang seharusnya mengucapkan kata itu. Namun, 'terimakasih' jarang gua ucapkan ketika gua benar-benar merasa harus berterimakasih.
Kelihatannya sederhana, tapi entah kenapa sulit untuk dilakukan, at least to me...
And I think you should learn by now how to say thankyou and sorry earnestly...