Pulang Kampung

Kamis, Juni 09, 2016

Sebenarnya masih asing bagi gua untuk menyebut "Pulang Kampung". Serasa gua itu udah berkelana jauh ke belahan dunia mana gitu. Padahal sebenarnya gua tak punya kampung karena gua tinggal di kota. (yaelah, emang lu gak ngerti perumpamaan apa? Yayaya) Gua merasa belum punya kampung karena gua belum memiliki sebuah rumah yang menanti kedatangan gua. Keluarga kami tidak memiliki rumah. Yang ada hanya rumah orang tua, atau rumah sanak saudara.

Lalu bagaimana lu pulang kampung kalau gak punya rumah? 

Gua tinggal di sebuah pedalaman. Ketika orang-orang bertanya dimana, gua yang kala itu belum pernah menginjakkan kaki kesana hanya menjelaskan tempat itu sebagai "Medan, kesononya dikit." Lalu senior gua akan menerka-nerka nama-nama tempat seperti Siantar, Binjai, Blablabla dan gua tepis semuanya karena gua lupa. Nama sebenarnya adalah Batang Kuis. Bukan jalan Batangkuis yang dekat dengan jalan Wahidin. Tetapi kota Batang Kuis. Tempat dimana cici gua mengatakannya sebagai kampung-an. Dimana gua menemukan permainan masa kecil bernama Ludo yang gak pernah gua jumpai ketika di Jakarta. (atau mungkin karena gua gak sering ke 'pedalaman' Jakarta)

Tinggal bersama manisan-manisan manja ini...


--

Melarikan diri dari kehidupan perkantoran selama 5 hari tak membuat gua merasa terbebaskan. Bagaimana tidak. Untuk mendapatkan cuti kerja lima hari itu, gua diberi syarat untuk tetap bekerja secara online. Akhirnya gua harus membawa serta flashdisc berisi kebutuhan kerja gua. Hiks.

Dengan laptop Bran, modem Bolt, flashdisc super, dan segenap rasa ogah, gua bekerja sekitar 1-2 jam tiap harinya. Sebenarnya yang gua lakukan tidaklah terlalu sulit. Kerjaan gua adalah mengedit gambar di photoshop dan menyebarkan informasi lewat email.

And it makes me thinking, dude.

Bagaimana jika kedepannya gua sering bekerja dari rumah seperti yang dijelaskan dalam buku 4-Hour Work-week dari Timothy Ferris?

Kalau misalnya gua bisa bekerja secara online dari rumah, maka gua tidak perlu ditahan dalam hidup perkantoran yang stick to 9-5 schedule! Gua akan memiliki lebih banyak waktu untuk tidur, dandan, jalan-jalan, masak, makan, dan menikmati hidup seperti anak kecil. Orang-orang akan bertanya darimana gua bisa menghasilkan duit ketika gua kelihatan seperti hanya bermanja-manja tetapi tak pernah kelihatan kekurangan harta. Impersonalisasi wanita manja muda masa kini yang kece badai!

*BOOM*

.
.
.

"Bren, kok lu bisa jatuh?? Kasurnya aja wong di lantai kok tapi masih bisa jatuh. Ckckck!"


.
.
.

Hmm...

Marilah belajar untuk dapat mewujudkan cita-cita. Heheh


--


Gua suka sekali dengan makanan Medan. Seolah-olah perut gua akan selalu terbuka dengan segala hidangan yang ada. Selama di Medan dan Batang Kuis pun mulut gua tak pernah berhenti mengunyah. Terlebih lagi di tempat cici gua terdapat berbagai macam snack menggugah selera dan minuman dingin yang melegakan tenggorokan. Ah....

And you know what?


Berat badan gua naik 2 kilogram! HAHA...
...tapi lalu turun 1 kilogram sehari setelah kepulangan gua. HIKS.
Jadi berat badan gua sekarang adalah 49,x kg. Below average, duh. 

Oh, Setelah gua balik ke Jakarta, gua bawaannya tuh malas gerak banget. Kelakuan tersebut berujung pada bolongnya kalender SQUATHABIT sebanyak 4x. 2x selama di Medan dan 2x selama di Jakarta. Gimana pantat bisa montok ya kalau squat aja masih belum termotivasi betul? Hadeuh...

--

Batang Kuis dan Medan berbeda jarak sekitar 30 menit perjalanan. Oleh karena itu, kami tak sering ke Medan.

Ketika ada kesempatan, tujuan pertama gua ke Medan adalah ... Waxing. Cici gua yang 'katanya' gak tau tempat, singgah ke IEC untuk menanyakan arah. Selesai disitu kami pun menuju ke Jalan Multatuli tempat Waxing Queen berada. Itu merupakan tempat kecil yang menurut gua tidak sesuai dengan kartu namanya yang terlihat elegan dan profesional. Begitu masuk, dijumpai oleh kakak-kakak plus adik-adiknya. (Atau anaknya) 15menit kami habiskan disana. Gua ngoceh saat keluar karena ternyata cukup mahal dibanding WLWaxing yang biasa gua lakukan di Jakarta. Duh. Setelah itu, kami berkunjung ke Pasar Rame. I am in love with Sate Padang. Bagi gua gak ada yang bisa mengalahkan kelezatan sate padang Pasar Rame. Gua juga ingin mencicipi mie bakso yang sering gua kunjungi bersama Bran. Tapi sayang waktu berkata lain. Setelah makan, membeli kerupuk 88 buat senior, membeli pensil alis untuk ii, dan membeli lensa kontak untuk Bran, kami harus segera pulang. Gua bahkan tak sempat berjalan-jalan di lantai 2.

Kedua kalinya gua ke Medan, koko-nya Abang mengajak kami ke Centre Point untuk nonton film di Cinema XXI. Sebelum menonton Warcraft di studio 5 yang ternyata sangat kecil jika dibandingkan dengan teater yang sering gua kunjungi di Jakarta, kami makan malam di Sushi Tei. Ada kepiting, octopus, fresh salmon, salmon enoki -sorry gua gak tau nama menunya- memenuhi meja. Gua suka banget karena jarang-jarang makan sushi lagi di Jakarta. Koko-nya Abang baik banget karena dia traktir gua dkk makan dan nonton. Hahahhaha. Dia itu sosok koko yang baik, kata cici gua. I could not agree more with her.

Ketiga kalinya ke Medan, Abang membawa kami ke Jl. Semarang yang biasa disebut sebagai Chinatown-nya Medan. Gua jarang banget makan disana. Saking jarangnya bisa dihitung dengan jari bruh. Kami makan nasi babi, kwetiau kangkung, ju hu, dan otak-otak. Tak lupa, gua mencicipi bir bintang rasa lemon punya Abang.

Keempat kalinya ke Medan, gua meet up dengan teman-teman SD-SMP gua. Well, sebenarnya gua tidak berencana untuk meetup dengan mereka. Gua berencana untuk bertemu dengan teman SMA gua:Harvest Moon. Tapi apa boleh kata, mereka telah sibuk dengan dunianya masing-masing. Akhirnya gua mengajak grup mayleen yang langsung mengiyakan ajakan gua. Disitu gua merasa sedih. Ngajak di Harvest Moon dan gak ada yang balas. Ngajak di Mayleen dan langsung ada yang balas. Kami pun memutuskan untuk bertemu di Centre Point. Mall ketjeh anak Medan masa kini -seharusnya. Perjalanan gua dari Batang Kuis ke Medan di kali keempat menorehkan banyak kerutan-kerutan bangsat dari muka gua. Betapa tidak, gua janji dengan teman gua jam 12 tapi baru sampai di tempat jam 2. Ngaretnya manis banget. Sesampainya di tempat, ada SeungGi, KA, FC, Liam, KM dan HP. Setelah makan dan foto-foto sejenak, KA dan KM harus pergi karena urusan kerja. Sementara itu, kami yang tersisa meluncur karaoke di tempat Afgan. I must say I really love Karaoke. Aneh banget sama Troton yang benci karaoke. Ckckckck. Selesai karaoke satu jam, gua dan SeungGi berpisah dengan FC, Liam dan HP. Gua dan SeungGi pun pergi memanjakan mata di Victoria's Secret yang kala itu sedang diskon 50%. Selesai dengan itu, kami pun berpisah karena gua harus pulang dengan cici gua. OMG I feel sad... anyway, Thankyou guys for showing up !




Kelima kalinya gua ke Medan adalah di hari terakhir liburan gua. Gua, Momnya Abang, Bran berkeliling kesana kemari, makan siang di kelenteng, sampai akhirnya kembali lagi ke Batang Kuis. Gua sempat menonton EAAforIndonesia dan sempat terkesima dengan Lee Yong Dae yang ganteng dan juga Lee Chong Wei yang memenangkan USD65000+++ sebagai hadiah juara pertama. Daebak. Kembali lagi ke kewajiban, gua balik membereskan koper dan segala oleh-oleh yang harus gua bawa.

Sorry, Lee Yong Dae, you're too fast I can't capture your handsome face.

Semua oke. Perkakas mandi, charger, hape, bolt, baju, bakcang sudah dibawa. Semua sudah dibawa. Seharusnya tidak ada yang tertinggal.

Bran dan Abang mengantar gua ke airport. Tapi sebelum itu, kami tak lupa untuk mengisi perut di Rumah Makan Sederhana. Abang mengira-ngira mengapa rumah makan itu dinamakan Sederhana bukan Normal, Biasa, atau Mevvah. Padahal bangunannya tidak sesederhana itu. Sementara itu gua hanya cuek cuek, "mungkin kalau namanya Luar Biasa dikira sombong"

Sehabis makan, kami pun melesat ke bandara. Gua segera check-in juga menaruh bagasi. Gua membawa kotak pancake durian dan rencananya akan ditaruh di bagasi juga. Tapi sayangnya karena terlalu ringan, gua diminta untuk membawanya ke bagian OOG alias Out of Garage. Selesai menaruhnya disana, gua melihat Abang sedang melakukan sesi photoshoot di depan dinding kotak-kotak berwarna biru. Tak mau kalah, gua interrupt sesinya. Kami pun foto bersama dengan beberapa selfie dan foto absurd.

Waktu menunjukkan pukul 18.29 sementara boarding time gua adalah 18.20. Gua telat! Abang menyuruh gua untuk cepat-cepat pergi. And so I did. I bid a very short bye to both of them. No hugs, no tears, and no kisses. But I will miss both of you real much. 

Untung saja gua gak ketinggalan pesawat. Malah pesawatnya yang baru saja landing. Gua menunggu sekitar 10 menit lagi untuk bisa masuk ke dalam pesawat.

Lalu gua pun duduk di dalam pesawat dan kemudian menepuk jidat. Bakcang, snack, dan minuman ketinggalan di konter Out of Garage tempat gua meninggalkan kotak pancake durian. Tepuk jidat lagi kedua kalinya karena seharusnya gua handcarry saja kotak durian itu daripada di lempar ke bagasi. Entah diperlakukan seperti apa kotak makanan gua. Hiks. Gua mencoba mengirim SMS ke Bran tapi tidak berhasil. Putus asa, gua mencoba untuk tidur. Tapi gua terbangun lagi. Mata gua cukup perih tapi gua tak kunjung bisa tidur. Kemudian gua termenung dan menepuk jidat ketiga kalinya. Flashdisc gua tertinggal dan tertampang manis di laptop Bran. Oke. Mantap. Ketinggalan semuanya.


Baru aja mendarat di Jakarta, gua udah bikin ulah.




  • Share:

You Might Also Like

7 comments

  1. Jadi gimana kelanjutannya ci?? flashdisknya dikirim pake jne? >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Akhirnya flashdisc dititipkan ke Mom-nya Abang karena kebetulan dia ke Jakarta juga. Paket ekslusif. :v

      Hapus
    2. Btw 'Abang' itu siapa sih? Dari awal cerita sampe akhir kebaca 'Abang' tapi ga ada bayangan seperti apa orgnya. Hahaha

      Hapus
  2. gw lebih tertarik sama gambar jajan anak kecil yang menggantung manjah ulala dari pada baca cerita lo, hahahaha.

    jajan kampung gitu, walopun gak sehat tapi menurut gua lebih enak daripada jajanan indomaret. ya gak sih?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahaha. No comment sih, karena keknya dulu gua juga jarang jajan. #hiks.

      Hapus
    2. Besok abis THR keluar, lo ke pasar tradisional gih. Trus beli jajan anak-anak. Lu cobain, trus lu kasih review deh di blog lo. Mayan kan bisa jadi inspirasi postingan?

      wkwkwkwk

      Hapus