"Kamu tahu... hidupmu itu begini..." katanya sambil memperagakan tangan yang berayun ke atas dan kebawah, "gak mulus, kadang di atas, kadang dibawah."
Okay, okay, okay, yeah, life is like a hell of a roller coaster.
Ketika dia bilang seperti itu, seketika gua merasa "whoah, berarti ada orang yang hidupnya mulus dong yah?" I just happened to be passenger in a roller coaster type of life. Goes up, goes down, goes na na na na. Hehehe...
Semangat gua juga sama seperti roller coaster, kadang semangat banget, kadang gak semangat sama sekali. Ketika gua gak semangat, gua harus berhenti melakukan apa-apa untuk sejenak. Lalu menarik nafas panjang kemudian mengeluarkannya secara perlahan. Gua akan memandangi pemandangan yang ada di sekitar dan mengamati bagaimana hidup sudah berjalan melewati gua. Gua pun mengingat kembali apa yang sudah terjadi selama belakangan waktu ini. Dan seberapa banyak hal yang sudah gua lakukan.
'Sometimes you just have to take a deep breath, relax, and let things go. Focus on what matters to you and who matters in your life. The rest will all work itself out. Just take one step at a time." - (taken from tinybuddha.com)
Ketika orang lain sibuk membicarakan hal negatif tentang kita, seharusnya kita tidak sibuk membalas mereka pula. Tetapi memfokuskan diri sendiri ke arah yang baik, tetap menjadi baik, dan akan selalu berusaha menjadi baik. Tidak ada manusia yang sempurna, tetapi kita selalu bisa berusaha menjadi sempurna. Untuk apa sibuk mengurusi kejelekan orang lain apabila kita bisa mengganti fokus tersebut ke diri kita sendiri?
Sama kan bren, kayak elu yang suka nulis-nulis gak jelas di blog ini? Biar apa coba?
I did.
But, kebanyakan dari tulisan-tulisan itu ditujukkan untuk diri gua sendiri. Seperti yang sudah pernah gua kemukakan, blog ini di dedikasikan untuk masa depan. Untuk Brenda masa depan.
I did look back to my previous writing, and oh man, how I loved myself back then. Gua menulis apa aja yang ada di pikiran gua. Mau sebrengsek apa pun itu. #oops To be honest, it feels good when I read my own old post, but I happened to realize bahwa gak semua hal perlu gua tuliskan dan publikasikan. Seperti hubungan gua sekarang ini. Troton asked me why I don't want to publish our story. Dude, dia belum tau kalau ceritanya terdiri dari 30++ halaman A4. Sebuah perjalanan panjang antara kami berdua yang gua tuang kedalam bentuk tulisan, dan itu belum semuanya. let our story stay true to ourself. :)
Anyhow, back again with the topic: Let's take a deep breath. . .Be good, do good.
---------------------
Gua pertama menulis artikel ini ketika pikiran dan hati gua kacau balau. Ketika gua sedang seperti itu, menulis itu bisa seperti aliran air yang jatuh dari atas kebawah. Jatuh secara natural. Hal-hal yang ingin gua tulis bisa tumpah begitu saja seperti banjir yang dikabarkan akan melanda ibukota Indonesia.
Sekarang, masalah yang rumit sudah gua lewati untuk sementara. Pikiran dan hati yang kacau balau sudah mulai terangkum dalam satu bingkai yang utuh lagi. Gua pun berencana melanjutkan potongan-potongan cerita yang tergantung di sana-sini.
Memang benar ketika pikiran dan hati lagi kacau balau, menulis kejadian yang ada itu cukup membantu gua walaupun semakin menulis suara tangisan semakin terisak karean gua kembali mengingat kejadian-kejadian yang tidak mengenakan. Tetapi, setelah kejadian tidak mengenakan itu surut karena waktu, gua bisa melihat kembali tulisan-tulisan gua dan mencoba menemukan masalah yang sebenarnya terjadi dalam kondisi yang lebih tenang.
Semuanya diiringi dengan hembusan nafas yang menyeluruh. Menghirup nafas dalam-dalam, tahan, dan
Dan kemudian hal terpenting yang perlu dilakukan adalah "Let Go".
Gua selalu mengeluh kekurangan gua sebagai Dori yang sering kali lupa ingatan. Gua menganggapnya kekurangan selama ini. Tetapi ternyata ada baiknya juga. Kejadian yang tidak mengenakan juga tak tertanam di pikiran gua. Kadang, kata-kata yang menyakitkan terdengar seperti hembusan angin yang masuk dari telinga kiri dan keluar di telinga kanan. Gua jadi merasa geli sendiri. Dasar bandel kamu, bren! Orang ngomong kasar kok gak di denger. #eh
Letting it go is not an easy task.
Ada rasa sakit. Benci. Kecewa. Sedih. Dan beragam ekspresi lainnya yang begitu menggelora yang tak bisa di lepaskan hanya dengan kedipan mata. Ketika mata terpejam, bayangan-bayangan menyakitkan itu kembali lagi.
Ia akan berkurang seiring berjalannya waktu.
Salah satu antara ingatan ataupun rasa menyakitkan itu akan berkurang. Terkadang gua pun bingung apa bagian yang hilang. Ingatannya kah? Atau rasanya kah? Rasa menggelora itu sudah tak berkobar begitu dashyat seperti pertama kali ia lahir. Ia tetap ada namun dalam getaran yang pelan.
Take a deep breath, bren.
Then let it go.
Tak semua ingatan pahit layak ada di benakmu.
Itu berat, biar Dilan saja. #eeehh #AkuSukaDilan1990 #GakTauKalauDilan1991 #KitaLihatSajaNanti
0 comments