Dana darurat adalah dana yang dipisahkan untuk kelak digunakan dalam keadaan darurat seperti kehilangan pekerjaan, penyakit, atau pengeluaran yang membludak. Tujuan dari Dana Darurat ini adalah untuk membuat kita merasa aman secara finansial dengan menyimpan uang yang dapat dipakai untuk memenuhi pengeluaran mendadak. Juga untuk mengurangi keperluan menggunakan hutang dengan bunga tinggi.
Sumber : www.investopedia.com
Sebelumnya, pikiran-pikiran tentang dana darurat hanya terbayang-bayang di otak gua. Terlintas tapi tak segera di tindak lanjuti. Ya, karena saat itu, gua masih merasa bahwa pendapatan gua pas-pasan untuk makan dan hidup sehari-hari. Namun, karena sekarang gua punya side income, yang sebenarnya juga gak pasti-pasti banget, tapi gua mempunyai kepercayaan diri untuk menata dana darurat untuk diri gua.
Nah, gimana sih hitung dana darurat?
Ada banyak tips di luar sana, mungkin kalian juga udah tau cara hitungnya. Gua sendiri menghitungnya dengan merincikan dana apa saja yang gua gunakan selama satu bulan, lalu gua kali 12.
Lantas, apa yang harus dilakukan setelah mengetahui berapa banyak dana darurat yang dibutuhkan?
Of course, working on it lah ya. Simpan uang sampai target dana tersebut terpenuhi.
Dana darurat kan namanya DARURAT ya, berarti suatu saat akan diperlukan secara TIBA-TIBA dan (mungkin) saat itu juga. Maka dari itu, jangan tempatkan dana darurat kamu ke tempat penyimpanan yang susah dijangkau.
Gua sendiri mempunyai 2 pilihan untuk menempatkan dana darurat yaitu:
1. DEPOSITO 1 BULAN.
Deposito kan ada yang tenor 1,3,6, atau 12 bulan. Pilih yang tenor nya paling kecil, yaitu 1 bulan. Kenapa pilih yang sebulan? Karena kalau kita pilih 3 bulan, tapi kita tarik di bulan 2, maka kemungkinan bunga kita hangus atau kena pinalti. Kan sayang yah. Selain memilih tenor atau jangka waktu yang paling kecil, pilihlah juga deposito yang bisa dicairkan online atau tanpa harus ke cabang banknya.
Sebelumnya gua menyimpan deposito gua di CIMB dengan suku bunga 6.5% per tahun, namun rencananya gua akan memindahkannya ke JENIUS dengan suku bunga 6.75% per tahun. Keduanya sama-sama online, gua tinggal memilih suku bunga yang paling tinggi saja.
2. REKSADANA PASAR UANG.
Kenapa reksadana pasar uang, bukan reksadana pendapatan tetap, campuran, atau saham? Karena jika dilihat dari histori perkembangan uangnya, reksadana pasar uang itu grafiknya selalu bergerak ke atas, jarang naik turun yang aneh-aneh. Resikonya juga termasuk yang paling rendah dari semua jenis reksadana. Returnnya memang lebih rendah juga tetapi masih layak dilirik jika disandingkan dengan deposito, yakni 5-7% per tahun tergantung produknya.
Biar lebih gampang, belilah reksadana secara online. Yak lagi-lagi gua menekankan pembelian secara online, karena ke bank rasanya makan waktu gak sih? Mendingan online kan. Kapan saja dimana saja. Kalian bisa beli di Indopremier, Bareksa, atau aplikasi lainnya.
Tetapi perlu diingat, bahwa penjualan reksadana pasar uang ini bisa memakan waktu 1-2 hari kerja yah.
Kembali lagi ke target dana darurat yang gua punya. Jikalau side income yang gua dapatkan nilainya tetap, maka waktu yang gua perlukan untuk mencapai target dana darurat gua adalah 13,2 bulan atau setahun lebih. Itupun harus dengan tingkat disiplin yang sangat tinggi. Gimana melawan rasa dan hasrat untuk menggunakan uang berlebih itu? Uh, rasanya perlu mental yang cukup kuat. Hahaha.
Bagaimana dengan kalian, sudahkah kalian menyiapkan dana darurat sendiri?
2 comments
Yaolo cici, dasar emak-emak yah, beda 0,25% aja langsung murtad dan pindah bank lain, wkwkwkwk
BalasHapusIh, kok lu sekarang sering bahas finansial mak? Kan koko lu banyak duit. Tinggal minta gih
WKWKWK, ya begitulah. Sekalian nyoba-nyoba mana yang lebih asyik, biar bisa di-review lagi nantinya.
HapusIya, jadi financial-freak gua lama-lama. >,<)/