Perjuangan Melihat Bazaar Art Jakarta 2017

Selasa, September 05, 2017

Rasanya, senior gua paling anti sama yang namanya jalanan / receh. Makan makanan yang di pinggir jalan pasti bakalan membuat perutnya bergejolak. Jalan kaki dari kantor ke Indomaret deket kantor mesti pakai payung biar gak kepanasan. Ini membuat gua sebenarnya agak ragu membawanya pergi hampir 23 km dari rumah hanya dengan menggunakan busway

--

Awal mula cerita dimulai dari Wango Tango Mango yang antusias banget dengan yang namanya pertunjukan Potehi (semacam pertunjukan wayang cina) di Bazaar Art Jakarta 2017 di Ritz-Carlton, Pacific Place. Saking antusiasnya, dia 'berisik' banget di grup. Hadeh... Sebagai teman yang baik (#halah), gua pun mengiyakan ajakannya. Padahal gua tau persis dari tempat gua ke pameran itu sungguh luar biasa jauhnya. 

Oleh karena itu gua mengajak senior gua. Ternyata dia setuju! 

Okeh, jadilah kami sehabis dari kantor jam 5 lebih sedikit memesan grab untuk ke terminal busway. Kami menunggu sekitar 15 menit menunggu mobil karena gua gak kepikiran untuk memesan sebelum jam pulang kantor. Setelah itu, sampainya di terminal busway, seperti biasa harus naik tangga dan turun tangga sampai ke tiketing nya. Kami pun menunggu busway. Syukurnya gak perlu waktu lama, sudah ada busway yang datang. Dan kami juga beruntung buswaynya full AC dan gak penuh. Kami bisa duduk dengan tenang di bagian depan. Bahkan gua sampai pakai bedak duluan. Hahaha. 

Perjalanan dari Kelapa Gading sampai ke Kota itu perjuangan banget rasanya. Gimana engga. Itu hari Jumat dan bertepatan dengan jam pulang kantor. Bisa kebayang, 'kan gimana padatnya jalanan Jakarta? Belum lagi pasukan lalat jalanan alias motor-motor yang tumpah melimpah ruah. Beuh, mantap lah. Dari Kelapa Gading ke Kota aja bisa 1,5 jam. Sampai ke Kota kami transit ke arah Polda. Sayangnya orang nya udah terlalu banyak jadi kami harus berdiri sepanjang +-16 halte atau sekitar 1.5 jam lagi. 

Sepanjang perjalanan ke Ritz Carlton memakai busway gua selalu melihat jam. Semakin larut semakin pasrah juga kami berdua. Dan semakin mengoceh juga gua karena Wango meyakinkan gua pasti sampai tepat waktu. PRETTTTT!! Kami terjebak macet, ini dan itu dan tiba di halte terakhir sekitar jam 8. Untungnya jarak antara halte terakhir ke Ritz Carlto itu lumayan dekat. Masih bisa dilewati dengan jalan kaki.

Kami berdua disambut oleh Wango dan Princess yang sudah sedari tadi menunggu. Udah belum makan, telat ke pertunjukkan, hadoh. 


Tapi walaupun pertunjukkannya telah selesai, yang mana ternyata gak semegah yang gua pikir . . . (Panggungnya hanya berukuran berapa x berapa meter dan space yang disediakan juga kecil) pameran art yang disuguhkan lumayan menarik mata. 

Seperti lukisan antar superhero dunia ini yang langsung membuat gua melek. 



Ada si mba Jamu lagi racik jamu buat si Batman yang sepertinya jijik dengan mba-mba yang lagi ngerokin dada Bruce Lee. Beda Superman sama Batman, Kalau Batman lihatnya jijik, kalau Superman lihatnya penuh arti. Entah samaa Bruce Lee apa sama mba-mbanya. Iron Man juga entah ngapain ngeliatin dada Bruce Lee sampai segitunya. Di luar dari mereka yang saling tatap menatap, ada Gatot Kaca yang lagi menegak jamu. Mungkin mereka semua lelah dan sedang ngaso untuk menambah energi sebelum kembali menjadi superhero mancanegara. . .



Sekilas dari jauh, ini seperti bambu yang terisi dengan ikan yang sedang berenang kemana kemari. Eh, siapa sangka ternyata itu hanya ilusi. Gua lupa itu terbuat dari apa, tetapi hasil jadinya benar-benar mengelabui mata!




"Sebuah pasangan itu bagaikan sepasang sayap. Faktanya seekor burung tidak akan bisa terbang menggunakan 1 sayap. Begitupun Cinta. " - Tarra Budiman, 2016.




Arwana selalu mengingatkan gua dengan Dad.


Dan kambing mengingatkan gua dengan Troton. 


Kami menghabiskan hampir 1 jam di dalam pameran art itu. Cukup terpukau dengan hasil-hasil yang ditelurkan disana. Apalagi melihat ada sebuah peta dunia jaman dulu yang di banderol dengan harga . . . 1 M. Fantastic baby! Harga yang di pamerkan memang sangat fantastis. Gua sampai terpingkal-pingkal memikirkan siapa pula yang akan membeli lukisan atau patung semahal itu. Barangkali hanya orang yang kebingungan ingin menghabiskan uangnya kemana kali yah. . .


Sehabis dari pameran, kami makan di Fish & Co karena kebetulan ada paket promo disitu. Omong-omong sepanjang jalan-jalan kami, senior gua kerap kali tepuk jidat melihat tingkah laku pasangan gokil Princess dan Wango. Mereka kocak banget. Pokoknya bego banget dah. 

Melihat waktu sudah menunjukkan jam 10 kami pun memutuskan untuk menyudahi pertemuan ini. Gua mencoba untuk pulang menggunakan aplikasi Grab/GoCar/Uber. Tetapi begitu melihat nominal yang fantastis ( 200rb lebih ) Gua mengurungkan niat untuk sok-sokan pake mobil. Mendingan pakai busway, cuman Rp 3.500. Dapat duduk + AC lagi. 

Tetapi . . .

Setelah 1 jam dari Polda balik ke Kota, kami TERDAMPAR. Like seriously, terdampar. Sudah tidak ada lagi busway jam 11 malam di Kota! OMG. Alhasil, mau gak mau, kami pun memanggil Grab Share. Begitu keluar dari Stasiun Kota dan menuju mobil grab, kami bertemu dengan satu penumpang lagi yang mau di antar sampai ke Kemayoran. Selama di mobil berempat, rasanya tidak ada satu patah keluar selain alunan musik di radio. Entah apa lah. Hahaha. 

Kejadian setelah itu membuat gua merasa miris dengan driver Grab. Si penumpang lain yang mari saja kita sebut dengan nama Mr.X ternyata hanya memberikan uang sebesar Rp 5.000. Padahal menurut si driver dia harusnya mendapatkan Rp 15.000. Gua sendiri agak bingung. Bisa saja si Driver melihat nominal yang salah karena mungkin mr.X menggunakan kode promo. Atau bisa saja si Mr.X lupa menggunakan kode promo dan langsung memberikan uang. Yah, apapun yang terjadi, Mr.X sudah jauh menghilang saat driver nya sadar akan hal itu. Hmmm... Yasudahlahyah.

Gua dan senior gua sampai di rumah tepat jam 12 malam. 

Sungguh sebuah perjalanan yang fantastis. 

Anyway, ini merupakan pengalaman pertama senior gua menggunakan busway dan itu memakan waktu 6 jam bolak balik. HAHA. Maapkeun.

  • Share:

You Might Also Like

2 comments

  1. Sis, penting yah bedakan di baswe????

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, tentu. Demi harta, dan martabak,....
      eh eh harkat dan martabat ding. Hehehe

      Hapus