SEALNet Enterpreneurship
Rabu, Desember 05, 2012
Selama satu bulan lalu, gua melakukan kegiatan Enterpreneurship SEALNet. Kegiatannya memang di adakan selama satu bulan. Dari seluruh anggota SEALNet dibagilah tujuh grup. Jadi kira-kira satu grup ada tujuh atau delapan orang. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pengalaman kerja kepada membernya. Setiap anggota diharapkan mampu membangun kinerja yang baik ke depannya, khususnya dibidang marketing.
Ternyata setelah dibagi-bagi grup-grupnya, gua gak segrup sama teman kelas gua. TAT Gua bergabung bersama strangers. Sementara SO, Vivian, dan Raymond satu grup, dan Noviaty satu grup dengan temannya. Dan gua bilang lagi, gua satu grup dengan orang yang gua bener-bener gak gua kenal. Paling kenalnya, "Oh, dia kan! Orang SEALNet!"
Tapi walaupun berbeda grup dengan teman gua, gua sudah merasa bahwa gua berada di grup yang benar. Gua merasa gak bakalan berada di urutan terakhir nantinya. Hohoho~
Ketua grup gua namanya Christina, dia kelas XII-IS-1, kelas PLUS dan IPS. Betapa beruntungnya grup gua, karena secara yah, kelas IPS itu kan banyak waktu. Dan juga kelas PLUS berarti, dia cukup pintar donk. :P
Anggota grup gua yang lain, adalah Ferani, Kenny, Ruben, Fernando, Michelle, dan Reyner. Si Reyner merupakan pendatang baru, yang tiba-tiba nyungsep di tengah bulan. -.,- Itu artinya tugasnya sedikit, dan sebenarnya dia cuman berhasil menjual sebuah pizza. Oh, ya dan satu orang lagi, Ferry, sebagai mentor grup kita.
Waktu diskusi. Kita diberikan waktu selama setengah jam untuk berdiskusi kelompok. Sewaktu diskusi, kebanyakan Christina dan Ferani-lah yang banyak memberi masukan. Gua juga ikut muntahin ide gua, tapi tersendat-sendat. .__.b Gua berhasil mengusulkan sushi. Ada yang bilang pizza, nagasari, dll. Jadi, akhirnya kita setuju untuk membuat sushi, pizza, nagasari. Saat para mentor ingin mengambil kertas diskusi kita, kita ikut melihat cuplikan rencana grup lain. Dan timbullah ide untuk merampas cuplikan itu. LOL. Gak sih, cuma numpang nulis "cookies" di kertas grup kita. Hehehhe
Tantangan dimulai.
Karena kebetulan kegiatannya dimulai hari senin, jadi grup kita berkumpul tepat satu hari setelah dari SEALNet. Ide gua si sushi lah yang menjadi pilihan pertama kita. Ketua grup gua yang belakangan gua tahu, kalau dia punya segala perlengkapan memasak, sudah menyiapkan alat beserta bahannya. Gua orang pertama yang sampai disana. Secara malu-malu gua sapa, "Halo!" ketika sampai dirumahnya. Dia juga membalas Halo. Gua segera mendekat dan dia menyuruh gua untuk memotong wortel. Jadi, gua langsung motong wortel itu dengan susah payah sampai tangan gua merah, maklum wortelnya keras banget plus gua kan newbie. Selagi gua motong wortel, Ruben datang. Dia kebagian tugas mengupas kulit wortel. Lalu Kenny datang, dia menggantikan Ruben mengupas wortel. Lalu karena Christina tahu gua sudah capek, dia menggantikan gua memotong wortel. Cicinya Christina lalu keluar dari kamarnya dan membantu kita membuat sushi. Ferani juga akhirnya datang. Jadi semua anggota yang bisa datang sudah datang.
Buat sushi itu gak mudah! Potong wortel, potong timun, rebus wortel, siapkan tuna, campur tuna dan jagung, siapkan bahan. Huh~ Roll pertama berhasil dibuat dengan susah payah, setelah dicoba, hmmm~ enak!! Lalu roll kedua dibuat, berlanjut sampai roll ke sekian. Semuanya lembut dan bisa dimakan. Kita berhasil membuat 54 kotak yang masing-masing kotaknya berisi empat biji sushi. Kita mematok harga lima belas ribu rupiah per kotaknya. Setiap orang mendapat jatah. Gua dapat dua belas.
Tibalah esok harinya, ketika kita akan menjual sushi yang sudah disimpan di kulkas itu. Karena gua sudah menyebarkan iklan melalui Blackberry, jadi gua gak usah lagi nyuruh orang buat beli sushi gua. Gua berhasil menjual dua belas kotak. Hohoho~

[...]
Sushi yang semalam teksturnya lembut dan enak, sekarang menjadi keras dan memuakkan. Rasanya gua benar-benar malu. HADUH! Kenapa sih mesti keras?? Memalukan, memuakkan, menjijikkan. Idih...! Gara-gara itu, gua jadi takut jual barang, karena malu, apakah mereka masih mau membeli makanan dari gua...

Makanan ketiga yang dijual adalah Donat. Kembali lagi kita bertiga (Gua, Ferani, dan Christina) yang turun tangan membuat donat. Untuk buat donat, gua harus merelakan tangan gua berpadu dengan tepung-tepung menjengkelkan itu. Fiuh~ Buat adonan, goreng, lelehkan coklat, celup donat ke coklat, tempelkan topping. Yehee, grup gua menyediakan empat topping, yaitu oreo, kacang, ceres, dan keju. Gua paling suka oreo, dan itu sebenarnya ide gua. Hohoho~ Donat yang kita buat cukup banyak, sampai mama Christina membeli dua belas buah. Gua sendiri mengambil jatahnya Ruben dan berhasil menjual donat yang dibandrol harga delapan ribu rupiah per dua biji. Cici gua beli satu, dan Andre beli dua. Waktu gua tanya cici gua gimana rasanya, dia bilang biasa aja. Seperti yang dijual di jalanan. =.,="

Makanan berikutnya yang dijual adalah nagasari. Ketua tim gua gak tahu namanya apa dalam bahasa indonesia. Dia cuma tahu bahasa hokkiennya, yaitu hunkwe. Jadi, sebenarnya grup kita menulis puding dan bukan nagasari. LOL. Nagasari itu sendiri gua yang cari di internet. Baru gua kasih tahu mereka, kalau namanya Nagasari. Buat nagasari mudah dan murah. Bahannya, hun kwe, pisang, gula, daun pisang, pandan, santan. Buatnya juga cukup mudah, campur semua bahan, selain pisang dan daunnya, dan dimasak sambil diaduk. Lalu setelah mulai padat, dinginkan. Siapkan daun pisang lalu isi dengan tiga potong pisang dan dua sendok campuran hunkwe. Lalu dibungkus. Berhubung kita masih pemula, semua bentuk bungkusan nagasari tidak rapi dan berbeda ukurannya. Hahahah. Karena ada yang besar ada yang kecil, grup gua merasa harga yang cocok adalah empat ribu per buah. Dan gua berhasil menjual dua belas buah. Hasil nagasarinya memuaskan, enak. :9
Makanan berikutnya adalah cupcakes. Cupcakes... Hmm, dibilang gampang, gak juga, di bilang susah, gak juga. Jadi menurut gua membuat cupcakes itu sedang-sedang mendekati susah. TAPI! Perjuangan dari tempat les gua ke rumah ketua grup gua itu yang sesuatu banget. Gua pakai motor ke rumah Christina. Di tengah perjalanan, hujan sialan itu turun dan membuat baju gua basah kuyub. Memalukan banget. GUa terpaksa berhenti di lampu merah dekat SUN Plaza. [!!] Sesuatu banget. Secara yah, gak basah aja baju gua 20% transparan, apalagi kalau basah. Ckckck. Gara-gara itu, gua harus menguras kocek untuk memanggil becak. Gua harus menunggu sekitar sepuluh menit sampai ada becak yang lewat. Supir gua langsung memberi tahu alamatnya dan mengikuti becak yang gua tempati dari belakang. Dia juga basah kuyub. Tapi gau gak peduli, gua kedinginan di dalam becak itu. Walaupun terlindung dari hujan, tapi tetap aja suhunya dingin. Sepuluh menit perjalanan serasa satu jam perjalanan. Gua numpang mandi di rumah Christina, dan meminjam bajunya. Oh, malu banget guaaaa. TAT.
Akhirnya gua mencoba untuk bersikap normal dan mulai beraktivitas seolah tak ada yang terjadi. Awalnya santai-santai dulu di ruang tamu. Lalu baru mulai memasak. Campurkan bahan, tuang ke cup, panggang. Siapkan frostingnya yang sesuatu banget. Kita udah buat satu porsi besar. Tapi ternyata kurang. Jadi kita buat lagi porsi sedikit. Tapi ternyata kurang lagi, jadi kita buat lagi porsi mini. Dan akhirnya kurang juga. -.,-" Karena terlalu sayang untuk buat frostingnya lagi, terpaksa cupcakes yang terakhir dibuat lebih tipis frostingnya. Kita membuat cupcakes berbentuk elmo. Jadi setelah dihias frosting warna turqoise, kita taruh desicated coconut yang sudah diberi warna biru diatasnya. Lalu dihiasi lagi dengan cokelat putih berbentuk bulat sebagai mata, dan choco chips sebagai pupil. Terus, untuk memberi efek mulut, cupcakes di potong lalu diselipkan cookies. Dan tadaaa~ Jadilah cupcakes elmo seharga sepuluh ribu. Gua berhasil menjual sebanyak sembilan buah. Dan hasilnya~ enaaak. :D

Makanan berikutnya adalah pizza. DUH!! Tangan gua kembali lagi beradu dengan tepung-tepung itu. Mungkin karena skill yang kurang, jadinya hasil pizza yang kita jual kurang memuaskan. Menurut gua sih, sewaktu dibiarkan mengembang sendiri, kita kurang memberikan waktu yang cukup buat si yeast untuk berkembang. Atau mungkin karena dasar tray-nya tidak diberi olive oil. Memang sih, waktu dipanggang dan dicoba rasanya enak dan garing. Tapi entah kenapa, setelah gua bawa pulang dan dirasakan oleh koko gua, dia bilang pizzanya keras. -.,- Gimana gua mau jualnya kalo gitu? Tapi gua berhasil menjual tiga belas kotak dengan harga delapan ribu per kotaknya. Hohoho~ Toppingnya yang terdiri dari sosis, ayam, dan keju menjadi penyelamat. Walaupun pizzanya keras, setidaknya toppingnya enak. :9

Makanan berikutnya adalah cake pops. Gua gak bisa datang untuk buat cake popsnya. Tapi menurut teman gua, buat cake pops itu butuh waktu lamaaa banget. Dari jam tiga siang sampai sepuluh malam. Weh... Gilak. Tapi kerja kerasnya sepadan dengan hasilnya, enak. Setahu gua, grup kita berhasil membuat sekitar 90 buah cake pops. Dan gua berhasil menjual sebanyak dua puluh empat biji. Hohohohoho~ Dua puluh empat itu juga termasuk cake pops yang gua beli sendiri. Karena gua gak datang, jadi gua gak sempat mencicipi rasa cake popsnya. Berhubung memang banyak stok, jadi gua beli aja. Toh, ternyata enak kok.
Makanan berikutnya adalah Red Velvet cupcakes. Karena tiba-tiba ketua grup gua bilang mau buat makanan, jadinya gua pergi kerumahnya tanpa pake helm. Sepanjang perjalanan gua harus waspada, supaya gak ketangkap polisi. Gua sudah ketemu lebih dari dua polisi, dan puji syukur gua gak kena tangkap. O:) Dan kita kembali lagi tiga orang yang bekerja. Seperti halnya cupcakes elmo, buat red velvet juga hampir sama. Atasnya diolesi frosting cream cheese. Gua merampas jatah Ruben (lagi-lagi) dan berhasil menjual lima belas cupcakes yang dibandrol harga lima ribu per bijinya. Hasil cupcakesnya enak lho!
Makanan terakhir yang gua jual adalah Oreo Truffle. Pembuatannya begitu gampang, sampai-sampai cuma gua dan Christina yang turun tangan. Sebenarnya Christina sudah kasih tahu dari bbm, tapi sepertinya Ferani gak dapat chatnya. Jadi, gua dan Christina membuat makanan bersama untuk yang terakhir kalinya. :') Buat oreo trufflenya memang gampang, tapi sesuatu banget. Karena ternyata cream cheese yang ada, terlalu keras untuk di hancurkan dengan mixer. Jadinya, kita memakai kekuatan tangan untuk menguletnya hingga halus. Belum lagi saat membuat adonan oreo menjadi bulat, tangan jadi penuh minyak. Setelah selesai membentuk bola-bola oreo, tugas selanjutnya adalah mencelupnya ke coklat. Lalu sehabis itu ditaruh di cup dan dipack. Kita cuma bisa membuat delapan belas kotak oreo truffle yang masing-masing isinya empat buah. Gua kali ini bermain fair, gua gak merampas jatah Ruben, gua cuma menjual empat kotak yang harga per kotaknya delapan ribu rupiah.
Itulah perjalanan gua dalam selama tiga puluh hari di bulan November. Lelah, tapi memperbaiki skill gua. Ceileh.
Gua sangat berterimakasih sama teman kelas gua yang senantiasa membeli produk-produk gua. Oleh karena itu, gua membuat oreo truffle dan merelakan tangan gua berminyak (lagi). Semua total biaya yang gua habiskan buat oreo truffle adalah sekitar seratus sepuluh ribu. Yah, bisa dibilang sebagai wujud "traktir" gua karena sudah bisa menghasilkan duit sendiri. Jadi, gua membuat empat puluh delapan biji oreo truffle. Gua kasih cici gua satu, abang gua dua, Andre dua, supir gua satu, dan gua sendiri dua. Cici gua bilang oreonya gak enak. =.,= Gua simpan oreo itu di freezer selama satu malam. Besoknya gua langsung bagi-bagi ke satu kelas, ada orang yang gak kebagian sih. Tapi semuanya bilang enak kok. Shi fu, alias ferdinand, akhirnya mau memakan makanan gua. Padahal sebelumnya dia gak pernah membeli satu pun makanan yang gua tawarkan. Sungguh sebuah kehormatan karena shi fu sudah mau memakannya. Ceileh. Dia memberi komentar dengan gaya MasterChef Indonesia. "Ehmm, teksturnya lembut yah. Seperti namanya oreo, rasanya juga. Dengan balutan coklat diluar enak. Lalu manik-manik warna-warni membuatnya makin cantik." :P
0 comments