Gua kena Tilang!
Dad gua bilang tanggal 16 Februari lalu adalah hari "lang se jit", hari "orang" ulang tahun. Dan besoknya adalah Hokkien New Year. Jujur, gua baru tahu ada hal-hal seperti itu. -_-
Karena Dad gua bilang hari itu hari spesial, dia pun mengajak gua sekeluarga makan bersama di restoran. (thanks god dia gak masak sang wo sendiri m(=.,=)m) Gua memakai baju kaos biasa dan jeans hijau muda gua, gak berusaha untuk tampil lebih wow! gitu. Ternyata, Dad gua mengajak kami makan di restoran Delima.
Dan tebaklah!!! Apa yang gua temukan di sana?
Setelah masuk kesana, kami duduk di meja sebelah kiri, tepat di sebelah dinding. Awalnya kami berjalan-jalan sebentar di area restoran untuk memilih duduk dimana sebelum menetapkan meja di sebelah dinding untuk dipakai. Kami pun duduk. Awalnya gua duduk sangat jauh dari Dad gua, dan berjarak satu kursi dari Sis dan Bro. Tapi, gara-gara Dad gua bilang, "Da, duduk sini aja." *double mental slap to him* Gua pun terpaksa menyeret kaki dan pindah tempat duduk ke sebelah Dad dan Sis. Cih. Kami pun memesan makanan: sayur poe leng, udang mentega, sup kepiting, dan belut goreng.
Gua masih dalam pose menunggu sambil melihat-lihat blackberry gua ketika gua membaca salah satu chat yang masuk.
"lagi sama keluarga?"
sender: Monkey.
Gua celingak-celinguk di tempat, tidak melihat tanda-tanda ada teman gua berada disitu. Lalu gua merasa si Monkey benar-benar ada di tempat yang sama dengan gua, jadi gua menggoyangkan kepala lagi. Dan...
OHMYGOD!!!
OHMYGOD OHMYGOD OHMYGOD OHMYGOD!!
OH.MY.GOD.
Gua pun langsung tersungkur ke kanan dan tertawa gila.
Because. Karena. Saat kepala gua menghadap tepat ke sebelah kiri, gua melihat Monkey sedang duduk dan makan bersama keluarganya. *0* NGAKAAAK. Kenapa coba? Sewaktu gua celinguk-celingak untuk yang pertama kalinya gua tidak mendeteksi dia padahal dia duduk tepat di seberang kiri gua!! Ya ampun! Tapi walau gitu, gua cuma membalas dia di BBM, tidak di dunia nyata. .___. Karena gak mungkin juga kan gua ke meja mereka dan bilang, "HALO, MONKEY!! Ii, cek-cek, cici, koko, ama, akong kionghi kionghi!" kan?? -_- Jadi gua memilih untuk melanjutkan perjalanan memakan bersama keluarga gua.
Selagi gua masih menyantap nasi, si Monkey dan keluarganya sudah pergi. Monkey tidak mengucapkan sepatah katapun, so do I. :D
Setelah kami siap makan, gua dan Bro pun mulai berbincang extravaganza. Kami berdiskusi tentang drama, cerita, artis, dan sampai ke, "Da, nanti pulang ke sumatera yok! Beli kaset!" Gua pun bilang, "ya udah!" Tak pernah gua sangka sedikitpun kalau jawaban gua bakal sangat berpengaruh besar nantinya.
Kami pun pulang setelah berleha-leha di sana untuk beberapa menit. Seperti yang sudah gua dan Bro janjikan, kami pun pergi lagi ke jalan Sumatera menggunakan motor, tanpa helm. Kami sampai disana dan gua pun menyelam dalam dunia kaset. Gua melihat-lihat sekitar dan mendapat kaset WEREWOLF BOY, gua langsung menyambarnya. Gua juga mencuci mata di bagian korean drama dan memutuskan untuk membeli THE PRINCESS' MAN. Bro juga membeli banyak kaset. Kami mengetes satu persatu kaset tersebut. Setelah siap mengetes, kami pun memutuskan untuk pulang. Dan. . .
Ada orang yang memanggil Bro gua di tengah jalan, rupanya temannya. Dia pun balik belakang. Kami masih berada dalam motor ketika seseorang tak dikenal memberikan informasi ke kami, "Razia!" Bro gua melihat orang itu dan memberikan sinyal oke di tangannya. TAPI! Ketika Bro mau memutar motor, untuk kabur, kami diberhentikan oleh bapak-bapak dengan baju biru. Bro gua menyuruh gua turun untuk mengambil STNK yang ada di dalam motor. Gua pun turun dan. . . dengan refleks gua tersenyum. Karena apa? Karena gua jadi teringat tentang ke shit an polisi-polisi di Indonesia. Jujur di benak gua, gua berpikir mereka sedang melakukan ini untuk mendapat keuntungan haram. Jadi gua pun smirk. Bro beserta bapak itu membicarakan sesuatu dan membiarkan gua tranpsaran disana. Sebelum bro dan bapak itu pergi dia menyuruh gua untuk menjaga motor. So, gua pun diam bersama motor itu, seakan gua sedang malam minggu dengan sebuah motor. -_- Beberapa lama kemudian, seorang tukang parkir datang dan membantu gua memindahkan motor itu ke pangkalan motor sitaan. Gua melihat beberapa motor lain juga tertangkap.
Saat gua datang, ada satu pasangan yang juga terjerembes dan dibawah ke pangkalan itu. Si cewek tiba-tiba menangis, si cowok ... entah ngapain. Pokoknya mereka stress juga gara-gara ada polisi tak diundang menghalangi jalan indah mereka. Selagi menunggu bro yang belum juga kelar-kelar masalahnya gua mengamati pasangan itu. Si cewek masih terus menangis tanpa suara sementara polisi merasa canggung berkata, "jangan gitu dek." -_- Merasa bosan dengan adegan di depan mata gua dan urusan bro yang belum juga siap-siap, gua tidur di tempat. Gua menutup mata gua mencoba untuk beristirahat untuk beberapa menit. Lalu membukanya lagi. Lalu menutupnya lagi. Lalu membukanya lagi.
Half-hour later.
Bro menelepon seseorang dan memberikan teleponnya ke polisi. Si polisi berusaha menjelaskan sesuatu tapi sepertinya tertahan oleh orang yang berbicara dengannya. Hal telepon-teleponan terus berlanjut hingga bro memberi gua surat tilang yang belum pernah gua liat sebelumnya. Gua akhirnya mendapat kabar bahwa motor kami tersita oleh polisi gendut itu. Oh, mereka tidak menerima suap (?)? Masa? O-o
Dengan begitu, tanpa motor sebagai alat transportasi pulang ke rumah, gua dan bro menunggu di pinggir jalan. Kami menunggu untk kehadiran becak mesin. Beberapa menit berlalu dan akhirnya sebuah becak pun datang. Gua dan bro pun duduk. Dan . . .
GIGIK!
Bro yang lekuk tubuhnya menggelembung membuat gua susah duduk dengan baik dan benar. Tempat duduk menjadi lebih sempit gara-gara bro gua. Jadi gua harus berusaha untuk duduk tenang walau cukup tersiksa di dalamnya. Setelah melewati beberapa belas menit akhirnya kami pun tiba di rumah. . .
Motor kena tilang. Gua naik becak bersama bro. Dad bakal marah. -_-
0 comments